Di dalam masyarakat luas sudah banyak sekali kesalahan dalm mempersepsi atau mengartikan cinta sejati dengan cinta yang bersifat candu. Berbagai film, sinetron, atau pun lagu-lagu turut andil dalam menyarukan kondisi kecanduan cinta dengan cinta sejati. Akibatnya, banyak orang terjebak dalam pengertian yang keliru antara kecanduan cinta dengan cinta sejati. Contoh ekstrimnya, ada orang yang bunuh diri karena ditinggal pergi sang kekasih tercinta dan orang mengira bahwa cerita ini menceritakan kisah cinta sejati.
Pada umumnya individu yang mengalami kecanduan cinta menunjukana tanda-tanda berikut:
1. Adanya pikiran obsesif, misalnya terus-menerus curiga akan kesetiaan pasangan, terus-menerus takut ditinggalkan pasangan sehingga selalu ikut ke mana pun sang kekasih/pasangan.
2. Selalu menuntut perhatian dari wakru ke waktu, tanpa ada toleransi dan pengertian.
3. Manipulatif, berbuat sesuatu agar pasangan mengikuti kehendaknya/memenuhi kebutuhannya, misalnya mengancam akan memutuskan hubungan jika mementingkan hobinya.
4. Selalu bergantung pada pasangan dalam segala hal, apapun juga, mulai dari meminta pendapat, mengambil keputusan sampai sampai dengan memilih warna pakaian.
5. Menuntut waktu, perhatian, pengabdian dan pelayanan total sang kekasih/pasangan. Jadi, pasangan tidak bisa menekuni hobi-nya, jalan-jalan dengan teman-teman kelompok-nya, atau bahkan memberikan sebagian waktunya untuk orang tua/keluarga.
6. Menggunakan sex sebagai alat untuk mengendalikan pasanagan.
7. Menganggap sex adalah cinta dan sarana untuk mengekspresikan cinta.
Tidak bisa memutuskan hubungan, mesti merasa amat tertekan karea "berharap" padda janji-janji surga pasangan.
9. Kehilangan salah satu hal penting dalam hidup, misalnya pekerjaan/keluarga inti demi mempertahankan hubungan.
Jadi, tidak ada istilah "puas" dalam setiap hubungan yang terjalin antaraorang yang kecanduan cinta dengan pasangannya. Ibarat seperti mengisi gelas bocor yang tidak pernah bisa penuh jika diisi, karena begitu airnya dituang lantas langsung keluar lagi dan airnya tidak pernah luber. Demikian juga dengan orang yang kecanduan cinta, mereka tidak pernah mampu membagikan cinta secara tulus pada orang lain karena selalu merasa kehausan cinta. Oleh sebab itu, banyak diantara mereka yng sering berganti pasangan karena merasa harapan mereka tidaak dapat Dipenuhi sang kekasih. Padahal, meski puluhan kali mereka berganti pasangan, individu ang kecanduan cinta akan sulit membangun hubungan yang stabil dan abadi. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak sadar, bahwa sumber masalah justru ada pada diri sendiri. Mereka lebih sering menyalahkan mantan-mantan kekasihnya/pasangannya.
Akibat jangka menengah dan jangka panjang adalah individu yang bersangkutan akan berada dalam kondisi emosi labil dan menjadi terlalu sensitif. Individu tersebut mudah curiga pada teman, sahabat, kegiatan, pekerjaan, bahkan keluarga pasangannya. Selain itu ia menjadi mudah marah, cepat tersinggung dan bagi sebagian orang bahkan ada yang bertindak agresif dan kasar demi mengendalikan keinginan dan kehidupan pasangannya. Pasangannya tidak diijinkan untuk punya agendda tersendiri, pokoknya harus mengikuti keinginannya dan 100% memperhatikannya. Individu tersebut juga mudah merasa lemah, lelah dan lemas. Pasalnnya, seluruh energinya sudah dipergunakan untuk mengantisipasi ketakutan yang tidak beralasan dan melakukan tindakan untuk menjaga pertahanannya. Nah, kehidupan demikian membuat dirinya menjadi manusia tidak produktif. Sehari-hari yang dipikirkan dan diusahakan hanyalah bagaimana supaya "miliknya terjaga".
0 comments:
Post a Comment